06 August 2008

Just learning to live without a mother

I am just starting to do things which I habitually do everyday after more than a week in grief.

Eight days have gone since my mother’s demise and I was not really in my usual self, as the feel of losing her is extremely painful.

Until this morning, I was still receiving condolence messages from friends everywhere, local and abroad and all gave me strong words of encouragement for me to learn how to live without a mother.

After all I am used to live without a father since my age of 14.

I now admit that losing our love ones is very normal and one has to accept it as a simple fact of life.

Through death one may lose their loves ones like mother, father, wives and children or anybody and no one is spared from those experiences in life.

The only thing that I find it tough to forget is my mum’s extra endurance in bringing us all up single-handedly until all six of us became adults.

She labored herself at length as though there were no more tomorrow merely to ensure that I and all my siblings could live like other children with complete parents.

Now that she is gone, I am not sure whether I had done enough to return her mammoth deeds and sacrifices for us.

Few of my friends reminded me that there is no way that a son can repay all his mother’s sacrifices and no mother wants to make any claim for what she has done for their children…and that is why we call them mother.

The amount of sacrifices of any mother is immeasurably huge and the only way to repay a mother is the demonstrations of an unremitting, unrelenting and inexorable love for her throughout her life.

I hope and pray that I have not done anything to her displeasure while she was living.

I accept the opinion of my close friends that if I really want to express my infinite love for her, I just need to heed all her advice and do what she loved me to do.

That’s all for today and I shall be back to regular writing in just days from now…hopefully.

Thanks…………………………………….Aspan Alias

7 comments:

pakbelalang said...

Saudara Aspan,
Life must go on, my friend !! Teruskan perjuangan hidup. Kalau ditakdirkan Allah esok kita masih bernafas lagi untuk kita menempoh segala cubaan hidup di dunia yang fana ini. Kita ada tanggong jawab kapada yang hidup.Jadi kesimpulannya yang pergi tidak akan kembali lagi.Itulah hakikatnya. Terimalah qada'dan qadar Allah. Tugas dan tanggong jawab kita belum lagi selesai selagi hayat di kandong badan.Segala rintangan dan cabaran hidup mesti diselesaikan dengan bijaksana walau pun perjalanan hidup kita berliku-liku penuh dengan duri. Kita harus menempohnya dengan tabah dan penuh kesabaran dan bersyukurlah selalu.Itulah keimanan namanya.

Anonymous said...

bro pan,
takziah di atas kembalinya kerahmatullah bonda tersayang saudara. apapun, yang lepas sudah berlalu, masa depanmu belum tentu lagi. kehidupan ini perlu diteruskan dan selamat berjuang!

Aspan Alias said...

Pak Belalang, saya menerima nasihat saudara dengan hati yang terbuka. Tentunya saudara seorang yang ikhlas dan bersemangat untuk berjuang terus bersama-sama sehingga melihat kejayaan.

Terima Kasih sdr.

Aspan Alias said...

Sdr Johnbrown, saya ucapkan kpd sdr berbanyak-banyak terima kasih,dan saya sentiasa berterima kasih kepada sdr kerana sokongan moral yang saudara berikan kepada saya ini.

T kasih

perfectwater75 said...

takziah! ambillah yang menyejukkan hati...Allah lebih menyayangi dia...bukankah itu lebih baik sayangnya Allah jika dibandingkan dengan sayang kita...Moga Allah mencucuri rahmat ke atas arwah..AAMIIIN...

Unknown said...

salam saudara aspan,

Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.

Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi.

Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.

Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.

Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.

Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.

Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.

Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti.

Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.

Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga.

salam
carcoon

Anonymous said...

Saudara pengarang,

Dalam tidak sedar coretan-coretan saudara mengenai kasihnya seorang ibu kepada anaknya memberi pengajaran dan ingatan terbaik buat semua pembaca.

Tinggalan anak-anak Adam selepas kematian bukanlah harta yang dikumpul didunia namun amalannya didunia dan yang pentingnya doa sedekah dari anak-anaknya yang soleh.

Terputusnya hubungan saudara dengan ibu tercinta hanya dipisahkan melalui jasad yang dipinjamkan didunia sementara rohnya masih ada. Hubungan ini tidak pernah putus selagi doa disedekahkan buat ibu yang tersayang.

Perjalanan masih jauh, selaku penghulu keluarga saudara masih mempunyai tanggungjawab terhadap keluarga dan amanat yang disampaikan oleh ibu saudara untuk dilaksanakan.

Dan diluar sana, saudara masih mempunyai tuntutan tanggungjawab keatas hala tuju bangsa dan negara yang saudara cintai.

"Jebat tidak dipuja seperti Tuah, namun perjuangan Jebat hingga ketitisan darah terakhir menegakkan Keadilan untuk melihat survival bangsanya. Kita tidak perlu memuja Tuah untuk melihat Ketuanan Melayu kini jatuh bersama-sama Empayar Kesultanan Melayu Melaka"